Udara panas dan udara dingin yang bertatap muka di langit, membuat hujan frontal menjalani kesepakatan dengan awan hitam. Sore ini, pukul 18.45 di arlojiku, air dari langit mengguyur Kampung Haji Agus Muslih . Keadaan kampung yang panas, mendadak mendapatkan temperatur yang agak dingin akibat air hujan yang turun sore itu. Bocah-bocah nakal mulai keluar dari sarangnya, menerpa air hujan yang turun, berkah bagi bocah yang ingin main lempar tanah di dekat Diesel Padi . Beribu kali para ibu teriak seiring adzan maghrib, memarahi sambil...
Jumat, 08 Juni 2012
Langganan:
Postingan (Atom)
About Me
- Rianto
- Ingin menjadi penulis, jurnalis, dosen. Begitu terobsesi dengan sejarah, sastra, budaya. Emailku riantoanarkhy@gmail.com
Popular Posts
-
"Dewek teh urang Bandung, tas ngumbara ti Nagri Walanda, ayeuna rek balik ka Jawa" , itulah alasan Syafe'i Soemardja ketika di...
-
Kakekku tidak bisa membaca. Eh, nenek juga deh. Katanya mereka lebih memilih bekerja dibanding sekolah. Makanya mereka tidak bisa mem...
-
"Menghadapi kekejian yang tidak manusiawi, manusia harus melakukan penentangan. Manusia tidak boleh diam. Dia yang diam dan ...
-
Hembusan angin yang sayup-sayup telah menyapu debu-debu, membawa terbang seonggok kertas-kertas serta plastik yang dibiarkan teronggok ...
-
Sebelum aku mendongeng untukmu. Aku ingin menonton Ada Apa dengan Cinta bersamamu. Sayang, malam ini aku lelah. Tapi, saat aku...
-
Kisah Soichiro Honda dan perusahaannya ditulis Jeffrey Rothfeder dalam buku Driving Honda Rahasia Perusahaan Otomotif Paling Inovatif Sed...
-
Masa lalu berbuku saya adalah masa lalu yang di mana perpustakaan SD di kampung penuh dengan kover-kover buku bacaan anak yang h...
-
Tiga lelaki tua itu sedang berdiskusi mengenai keindahan lukisan Raden Saleh. Perdebatannya mengenai pencahayaan yang digunakan Rade...
-
Tadi siang saat loper koran datang, ia membawa majalah tempo. Langsung saja aku buka lembar demi lembar mengamini do’a menjadi manusia...
-
Tiga granat meledak di panggung. Rendra mengecek mikropon. “Saya tidak akan mundur,” begitu kata Edi meniru Rendra Kejadian i...