Penyair
hadir di kota melukiskan suasana dengan sajak. Kuntowijoyo saat di Amerika
merekam suasana kota dengan Sajak. Buku kumpulan puisinya “Isyarat” (Pustaka
Jaya, 1974) menjadi mata baca suasana dan peristiwa itu. Buku yang aku beli
dari teman dengan harga sepuluh ribu ini merupakan kumpulan puisi Kuntowojoyo yang pertama kali aku koleksi.
Kuntowijoyo
merupakan sastrawan cum sejarawan. Karya-karyanya terkadang melukiskan keadan
desa dan kota. Orang-orang dan pergulatan hidupnya terkadang dilukiskan
Kuntowijoyo melalui sastra, entah itu puisi maupun cerita pendek. Buku puisi isyarat ini pun menghadirkan
manusia dari segi filosofis. Bahkan dikatakan di buku itu Kuntowijoyo
melukiskan keadaan kotapun ia berusaha mencari dan melihat latar belakang yang
jauh lagi. Aku menyukai sajak New Heaven di buku itu.
Mari
kita simak sajak New Heaven,
Di Kota
angin tidak berhenti
mengetuk jendela
membangunkan perempuan tua
yang tertidur di sofa tua
Susana kesepian perempuan tua itu
digambarkan Kuntowijoyo melalalui sajaknya itu. Menunggu anak cucu berdatangan
di apartemen perempuan tua..
Gedung kelabu
menyembunyikan Chihuahua
memainkan ujung kupingnya
kepada kaki kursi
Kadang duduk di situ
anak dan cucu
yang datang pada libur christmas
Telepon menjadi penghibur perempuan tua
itu. Mengajak mengobrol perempuan tua lain untuk membunuh sepi. Di rumah para
tua itu perempuan tua yang lain adalah kawan
sekamar. Peristiwa menelpon adalah suasana kangen akibat lama tak bersua
sesudah bye-bye.
Tidak ada lagi peghuni petak itu
ketika perempuan tua menelpon seseorang
perempuan tua yang lain
yang bakal jadi kawan sekamar
di sebuah rumah para tua
Tidak meletkan gagang kembali
lama sesudah bye-bye
Perasaan cemas akan kota dengan
gedung-gedungnya menyingkirkan imajinasinya, kenangan mereka yang tua. Kita pun
merasa cemas menjadi tua di kota. Terkadang perasaaan tak ramah itu datang dari
keramaian sebagai memori yang mengingatkan akan kenangan.
tiba-tiba ia merasa cemas
apartemenet itu tak ramah lagi
seolah ia penunggu yang ceroboh
lalu lintas di bawah
terdengar sebagai kenangan silam
yang ingin ia lupakan
Sebuah kota hanya menawarkan keanehan
bagi si perempuan tua. Kota pun menjelma seperti pengusir orang-orang tua. Kita
pun menduga kota mengasingkan dan menyingkirkan yang tua bukan hanya melalui
gedung-gedung dan keramaian yang mencipta keanehan bagi si perempuan tua.Oh,
kota mengasingkannya.
Seluruh kota sudah jadi aneh baginya
Dunia sedang mengasingkannya
dengan pasti