Do’a membaca buku adalah saat tubuh
yang lelah berprosa akan kehidupan imajinasi penuh bunga-bunga kata dan makna
menjelma terasa menjadi keteduhan jiwa. Saat itu kereta berlaju dengan pelan.
Koran-koran pagi mengharap hamba tak berkacamata untuk sejenak memandang...
Sabtu, 19 Juli 2014
Langganan:
Postingan (Atom)
About Me
- Rianto
- Ingin menjadi penulis, jurnalis, dosen. Begitu terobsesi dengan sejarah, sastra, budaya. Emailku riantoanarkhy@gmail.com
Popular Posts
-
"Dewek teh urang Bandung, tas ngumbara ti Nagri Walanda, ayeuna rek balik ka Jawa" , itulah alasan Syafe'i Soemardja ketika di...
-
Kakekku tidak bisa membaca. Eh, nenek juga deh. Katanya mereka lebih memilih bekerja dibanding sekolah. Makanya mereka tidak bisa mem...
-
"Menghadapi kekejian yang tidak manusiawi, manusia harus melakukan penentangan. Manusia tidak boleh diam. Dia yang diam dan ...
-
Hembusan angin yang sayup-sayup telah menyapu debu-debu, membawa terbang seonggok kertas-kertas serta plastik yang dibiarkan teronggok ...
-
Sebelum aku mendongeng untukmu. Aku ingin menonton Ada Apa dengan Cinta bersamamu. Sayang, malam ini aku lelah. Tapi, saat aku...
-
Kisah Soichiro Honda dan perusahaannya ditulis Jeffrey Rothfeder dalam buku Driving Honda Rahasia Perusahaan Otomotif Paling Inovatif Sed...
-
Masa lalu berbuku saya adalah masa lalu yang di mana perpustakaan SD di kampung penuh dengan kover-kover buku bacaan anak yang h...
-
Tiga lelaki tua itu sedang berdiskusi mengenai keindahan lukisan Raden Saleh. Perdebatannya mengenai pencahayaan yang digunakan Rade...
-
Tadi siang saat loper koran datang, ia membawa majalah tempo. Langsung saja aku buka lembar demi lembar mengamini do’a menjadi manusia...
-
Tiga granat meledak di panggung. Rendra mengecek mikropon. “Saya tidak akan mundur,” begitu kata Edi meniru Rendra Kejadian i...