Sabtu, 12 April 2014

Cerita pendek ini aku mulai dengan imajinasiku tentang buku puisi. Lalu aku menulisnya dengan letupan-letupan fakta penuh prosa pula. Bagiku ini tetaplah imajinasi. Mesti berisi puisi-puisi hidup. Aku tidak ingat siapa pacarkecilku hari ini. Yang setiap bangun pagi karena Azan Subuh lalu mendekapku dengan mesra: basuhlah mukamu dengan air suci....

Posted on Sabtu, April 12, 2014 by Rianto

No comments

Selasa, 08 April 2014

Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 Sebelum kamu duduk pagi ini meninggalkan lari malam yang ramaikan mimpimu. Kamu harus tahu dulu, sudahkah membasuh kakimu yang halus itu...

Posted on Selasa, April 08, 2014 by Rianto

No comments

Narasi sejarah kita tentang guru yang berpolitik anti-kolonial sangatlah sedikit dibicarakan di ruang kelas. Barangkali buku paket pelajaran di sekolah kita tak memuat bab guru berpolitik. Kita akhirnya sadar, buku paket pelajaran keluaran pemerintah hanya berisi ringkasan-ringkasan sejarah seadanya yang menumpuk di tas dan dibawa sehari-hari...

Posted on Selasa, April 08, 2014 by Rianto

No comments

Senin, 07 April 2014

Tadi siang saat loper koran datang, ia membawa majalah tempo. Langsung saja aku buka lembar demi lembar  mengamini do’a menjadi manusia baca. Temanku tergoda dengan paragraf terakhir tulisan Goenawan Mohammad dalam capingnya yang berjudul Malin.  Ah, Goenawan Mohammad dalam tulisannya itu menggoda imajinasiku. Imajinasi untuk lupa dan...

Posted on Senin, April 07, 2014 by Rianto

No comments

Sabtu, 05 April 2014

Sudah lama pengen cerita ini buku. Nah, kebetulan ini buku ketemu pas ke Blok M  lagi. Buku karikatur hebat gubahan G.M. Sudahrta: Oom Pasikom. Sabtu lalu, entah lupa tanggal berapa ketemu lagi ama Oom Pasikom di harian Kompas. Si Oom berlagak menyanyi dan juga meledek para pejabat yang ambil cuti. Aku kenal Oom Pasikom sejak bergelut di...

Posted on Sabtu, April 05, 2014 by Rianto

No comments

Suara tulus dari rakyat ditentukan oleh demokrasi lima menit yakni pencoblosan. Pinta rakyat pada saat itu hanya mengharap pemimpin yang selalu eling, selalu ingat pada nasibnya kelak. Rakyat rasanya sudah bosan dingatkan dengan gombalan berupa  janji-janji politik. Janji yang dimuat di koran, di baliho, di telivisi-telivisi. Seolah-olah para caleg...

Posted on Sabtu, April 05, 2014 by Rianto

No comments