Rabu, 25 November 2015

Barangkali manusia adalah makhluk yang tak kenal kata ‘cukup’. Oleh karena itu Budayawan Radhar Panca Dahana memberikan kritik budaya pada kapitalisme dengan mengusung ekonomi cukup.  Kritik budaya yang diambil dari pengalaman bahari ini termuat dalam buku  Ekonomi Cukup  Kritik Budaya pada Kapitalisme (2015). Kritik yang memberikan...

Posted on Rabu, November 25, 2015 by Rianto

No comments

Kamis, 11 Juni 2015

Di masa depan masyarakat akan semakin luas terkoneksi lewat internet. Mereka mampu menembus batas geografis dengan hadir di dunia maya. Ini cukup memiliki telepon genggam berinternet. Kemudahan berbisnis masa depan tecermin dalam ramalan buku The New Digital Age yang ditulis Erich Schmidt dan Jared Cohen. Dunia telah memasuki era baru digital di...

Posted on Kamis, Juni 11, 2015 by Rianto

No comments

Sabtu, 06 Juni 2015

Mei '98 adalah tragedi kolektif yang terus mengundang ingatan dan perayaan seremonial. Kini kealpaan akan ingatan tentang tragedi Mei 98 itu berujung pada pembangunan prasasti. Kita berpengharapan dengan adanya prasasti akan menjadi obat mujarab untuk terus menjaga ingatan memorial kolektif atas tragedi Mei 98. Monumen diharapkan juga sebagai simbol...

Posted on Sabtu, Juni 06, 2015 by Rianto

No comments

Kamis, 02 April 2015

Penyair hadir di kota melukiskan suasana dengan sajak. Kuntowijoyo saat di Amerika merekam suasana kota dengan Sajak. Buku kumpulan puisinya “Isyarat” (Pustaka Jaya, 1974) menjadi mata baca suasana dan peristiwa itu. Buku yang aku beli dari teman dengan harga sepuluh ribu ini merupakan kumpulan puisi  Kuntowojoyo yang pertama kali aku koleksi. Kuntowijoyo merupakan...

Posted on Kamis, April 02, 2015 by Rianto

No comments

Rabu, 01 April 2015

Imajinasi kita tentang pelajar masa lalu tak bisa lepas dari buku-buku. Kita teringat akan pelajar masa lalu yang menjaga ingatan tentang hidup berbuku. Harry Poeze dalam bukunya Di Negeri Penjajah (2014) mencatat ingatan-ingatan pelajar terdahulu yang gemar menjadikan buku dan menulis  risalah-risalah. Abdul Rivai saat menjadi pelajar di belanda...

Posted on Rabu, April 01, 2015 by Rianto

No comments

Selasa, 31 Maret 2015

Sous le pont Mirabeu coule la Seine (Di bawah jembatan Mirabeau mengalir Sungai Seine) Sitor mengawali esainya Paris :Yang Dikenang, Yang Dilupakan (1999)  mengutip sajak “Le pont  Mirabeu “ oleh G. Apollinaire itu. Sungai yang membelah kota terkadang menjadi agenda tak pernah selesai sebagai pemantik imaji dalam bersajak.  Penyair...

Posted on Selasa, Maret 31, 2015 by Rianto

No comments

Di suatu diskusi yang diadakan Lembaga Kajian Mahasiswa (LKM) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) saya mengajukan Ni Jo Lan sebagai penulis sastra tionghoa peranakan yang patut untuk didiskusikan. Kita mungkin lupa, merayakan imlek bukan saja merayakannya dengan mengucapkan  Gon Xi Fa Coi di media sosial seperti Path, twitter, maupun facebook. Kita pun bisa merayakan imlek dengan berdiskusi buku-buku sastra tionghoa peranakan atau yang dikenal dengan sastra yinhua. Agar kegembiraan merayakan imlek melalui buku menjadikan kita waras dan tak amnesia...

Posted on Selasa, Maret 31, 2015 by Rianto

No comments

Jakarta sebagai ibu kota sering mendapatkan kritik dari orang-orang dengan pelbagai cara. Cap Jakarta sebagai kota langganan banjir serta termasuk kota yang tidak aman menghadirkan meme di media sosial. Meme pun hadir menjadi penghibur sekaligus kritik akan Jakarta. Kita gampang tertawa melihat meme yang dihadirkan untuk sekedar hiburan dan mengundang...

Posted on Selasa, Maret 31, 2015 by Rianto

No comments

Selasa, 27 Januari 2015

I             Kota kecil macam Spectre dengan rumput dan daun-daun yang hijau tetap saja membutuhkan seorang penyair sebagai pemikat pagi yang penuh susu dan roti. Imajinasi itu muncul ketika  penyair  yang mirip“ikan kecil” masuk ke kota kecil pula yang di dalamnya orang-orang enggan,...

Posted on Selasa, Januari 27, 2015 by Rianto

No comments