"Soviet Uni sedang menuruni lereng jang menurut pengharapan
saja seharusnya mendaki gunung" (Andre Gide)
Bagi sebagian manusia, Soviet adalah
surga. Tak tekecuali para seniman dan pengarang macam Andre Gide, Arthur Koestler, Ignazio Silone, Richard Wright, Louis Fischer, Stephen Spender. Soviet tak lebih berisi
dari pedagang slogan-slogan. Kekecewaan mantan para pemuja komunisme ini
pun bicara lantang di Buku "Gagalnya Tuhan Komunis" terbitan Timun Mas 1956.
Buku ini merupakan terjamahan dari buku "The God That Failed". Di buku tertera, terjemahan pertama dikerjakan oleh Front Anti Komunis. Sebuah propaganda menarik.
Pada awalnya mereka sangat simpati dengan Komunisme. Komunisme muncul seperti juru selamat. Mereka mengutuk keadaan masyarakat yang begitu timpang. Arthur Koestler melukiskannya dengan, "saya amat membentji orang-orang kaja yang menjolok mata" (hal 10). Komunisme membawa Koestler dalam petualangan-petualangan asik membaca buku. Feurbach dan State und Revolution telah menemukan satu gerakan dalam otak dan menggoncangkan rohani Koestler. Koestler pun menyebarkan propaganda-propaganda berupa panflet.
Soviet merupakan surga penulis, menurut Koestler. Ia hidup mewah dari penjualan karangan-karangannya. Namun melihat kehidupan yang begitu timpang di Soviet membuatnyan kecewa. Koestler pun seperti mengejek dengan, "Kami mendjual Revolusi dunia seperti kuli-kuli jang kehilangan pekerjaan".
Di tengah mimpi besar untuk maju bersama komunisme, mereka menemukan kecacatan dari komunisme itu sendiri. Rezim Stalin begitu bengis dan tak memikirkan rakyat. Bahkan buruh di Soviet lebih buruk dibandingkan dengan buruh di negara eropa lain.Andre Gide terheran-heran dengan keadaan itu. Sehingga pandangannya pun berubah dengan pengandaian, "Soviet Uni sedang menuruni lereng jang menurut pengharapan saja seharusnya mendaki gunung," ungkapnya.
Banyak kisah menarik enam penulis di buku ini, mulai dari romantisme, rasisme, ketimpangan sosial, sastra, berkelindan menjadi satu dalam mimpi besar komunisme soviet. Mereka sering dituduh sebagai kontrarevolusioner, bahkan mereka juga dianggap sebagai Trotkis.Yang pada akhirnya mereka kecam dengan tulisan nan penuh kekecewaan.
0 komentar:
Posting Komentar