Saya menggugat sang Liar!!

Karenamu aku menjadi manusia tak berguna

Hey !!! kenapa kau terlalu Liar

Sehingga aku benci melihat pendulummu

Memang aku anak kecil yang bermain di pantai

Ketika mataku terpana hal-hal kecil..

Seperti Karang, pasir, menutupi mataku

yang mulai sudah tak jelas melihat..

Lautan itu….

Aku mencintai sang liar!!!

Tapi cintaku hanya sebatas “Cinta Geosentris”

Dimana aku mencintaimu penuh dengan dogma,

"ketidakbergunaan" aku merasa mencintaimu.

Terpengaruh oleh meandernya iman.

Tak ada pembuktiaan…..

Bahkan, ketika aku membuktikan cintaku dengan indahnya science ..

Kau malah menganggap aku orang gila, bahkan kau menyakitiku dengan "penjara itu"

Ciptaan nalarku, telah menjadi ilmu bukti!!

Dimana kau dan aku dapat melihat indahnya tingkatan langit itu..

Tapi kau terlalu liar..

Hingga akhirnya kau menyadari bahwa aku telah mencintaimu..

“Heliosentriskah?”, kau lirih menjawabnya

Sampai sang liar membuat mataku gelap , benar-benar tak berguna "aku"

Karena aku anak kecil yang tak pernah lagi melihat..

Lautan…

Bahkan hal-hal kecil, seperti karang, pasir itu..

Ingatlah!!!

aku membuktikan cinta dengan melawan dogma itu..

bahkan ketidakbergunaan ini.. aku melawannya!!!

Aku tidak mau mencintaimu seperti manusia biasa lainnya

hanya bermodalkan iman...

Aku mencintaimu secara heliosentris…..

inspiration Galileo Galilei

"ketika saya membaca tingkahlaku manusia sore itu ternyata "Geosentris" yang ia pertunjukan, yaitu ketika dia memaksakan sang liar "waktu" untuk mengatakan "kau tidak berguna",, sehingga bertebarlah ketidakpercayaan itu". kemunafikan lebih jelasnya telah menggerogoti manusia pecinta geosentris ini. Butuh pembuktian "cinta heliosentris" untuk mengembalikan kepercayaan seseorang (Ternyata aku berguna di dunia ini!!!).Lalu tindakan mana yang anda pilih ketika sang liar menghampiri anda dalam ruang "ketidakbergunaan"? Geosentris atau heliosentriskah?