memberi minum sapi gunung

Melaksanakan PKL III ke Desa Sembalun Lawang, menurut saya perjalanan yang paling asik. Naik bis Marissa Holiday berjam-jam, bahkan berhari-hari dari Jakarta, lewat Bali, baru sampai pulau lombok bikin kepala puyeng plus panas dingin. Mungkin karena naik kapal fery dua kali. Kepala saya judi puyeng tujung keliling. 

Asiknya, saat sudah menginjak Kota Mataram, yang disebut sebagai kota Seribu Mesjid, disinilah titik dimana destinasi yang tidak biasa dimulai. 

Panitia menyewa bus kecil, ya mirip-mirip dengan  metrominilah, dari Kota Mataram kita menuju Desa Sembalun Lawang. Lumayan perjalanan ditempuh bis empat sampai lima jam. Sebab jalan gak selalu mulus, jalan bisa saja terjal dan berbatu. 
warga menonton shooting

Menariknya bus yang kita sewa menyempatkan diri untuk beristirahat di satu titik yang menarik. Woow..!! Kalian bisa melihat lanskap Desa Sembalun dan sekitarnya dari ketinggian ini. Hehe..

Saat saya tanya supir bus, kenapa kita berhenti disini, Ia pun menjawab "Kalau ada pengunjung kita memang menempatkan pengunjung disini untuk sekedar foto-foto, dan pemandangan disini memang menarik untuk dilihat."

Ternyata mereka tahu betul keinginan pengunjung yang ingin memanjakan diri foto-foto. Lumayan bisa pamer buat jadi foto profil  Facebook.

Di sana kita habiskan waktu untuk wawancara dengan warga. Hehe.. walau sering juga laki-laki kebanyakan (termasuk saya), abis capek wawancara membolos untuk main bola. soalnya asik banget maen bola di bawah kaki gunung Rinjani. Awalnya kita bermain bola dengan teman-teman sendiri, eh kelama-lamaan kita ditantang melawan skuad asli dari sembalun. Mereka ramah, asiknya kami dapat lawan yang sepadan, walau dari segi stamina, kita kalah telak.

Di desa ini ada Kawasan Tradisional Sembalun. Disini kita bisa melihat rumah-rumah adat. Kebetulan pada saat itu ada shooting film "Perempuan Sasak Terakhir", sempat saya ditawarin maen (hehe jadi penjahat). Pas tahu saya bukan asli situ alias mahasiswa yang lagi PKL, gak jadi deh, haha.. namanya juga belum milik!

Dan menurut saya jangan lupa untuk melihat sapi gunung kalau kelak mengunjungi Desa Sembalun Lawang ini. Destinasi naik bukit menuruni lembah melihat pengembala sapi gunung sembalun. 

pengembala dan sapi-sapi
Wah..!! ini asik!.. sebab untuk sampai ketempat tujuan, kita harus menaiki bukit menuruni lembah, sampai akhirnya kita akan melihat stepa alias padang rumput.

Sapi-sapi gunung disini tidak hanya puluhan loh, tapi ratusan. Makanya selain lihat lautan rumput kita juga bisa lihat lautan (S)api. Sapi disini suka banget yang namanya "garam" mereka bakal ngikutin kita kalau tercium bau garam. Jadi pengembala sapi ini cukup bawa air garam untuk menggiring mereka.

Sapi-sapi ini sangat takut sama petir, makanya saat hujan sang pengembala bakal melihat kondisi si sapi. Karena bisa saja mereka jatuh tersungkur di jurang karena panik yang bisa puluhan mereka bertumpuk tidak bisa berjalan akhirnya bisa menjadi bangkai.
kala sore, main bola di rumput beneran!

Menurut Rosyidin Sembahulun, Desa Sembalun Lawang dahulu terkenal dengan pertanian bawang putihnya. Makanya banyak sekali mereka yang berangkat Haji kala itu karena harga bawang putih yang meroket. Sayangnya saya tidak dapat info yang detail, karena perlu waktu untuk melakukan penelitian fenomena sosial ini.










Yuk berkunjung ke Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Lombok Timur! 
(Sumber Foto : Habibi dan Basyir, 2011)




lanskap